Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal
dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya
menanggung atau merasakan susuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat
lahir atau batin atau lahir batin. Penderitaan akan dialami oleh semua orang,
hal itu sudah merupakan resiko hidup.
III.2. Contoh Penderitaan yang dialami oleh para ahli
1. Penderitaan Nietzsche (1844-1900),
seorang filsuf Prusia, dimulai sejak kecil, yaitu sering sakit, lemah, serta
kematian ayahnya ketika ia masih kecil. Keadaan ini menyebabkan ia suka
menyendiri, membaca dan merenung diantara kesunyian sehingga ia menjadi filsuf
besar.
2. Lain lagi dengan filsuf Rusia yang
bernama Berdijev (1874-1948). Sebelum dia menjadi filsuf, ibunya sakit-sakitan.
Ia menjadi filsuf juga akibat menyaksikan masyarakatnya yang sangat menderita
dan mengalami ketidakadilan.
3. Sama halnya dengan filsuf Sartre
(1905-1980) yang lahir di Paris, Perancis. Sejak kecil fisiknya lemah,
sensitif, sehingga dia menjadi cemoohan teman-teman sekolahnya. Penderitaanlah
yang menyebabkan ia belajar keras sehingga menjadi filsuf yang besar.
III.3. Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani,
dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami
seseorang, timbullah penderitaan. Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa
ketakutan, antara lain :
a. Claustrophobia dan
Agoraphobia.
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap
ruangan tertutup, sedangkan Agoraphobia adalah rasa takut yang disebabkan
seseorang berada di tempat terbuka
c. Gamang merupakan
ketakutan bila seseorang di tampat yang tinggi. Hal itu disebabkan karena ia
takut akibat berada di tempat yang yang tinggi, misalnya seseoarang harus
melewati jermbatan yang sempit, sedangkan dibawahnya air yang mengalir, atau
seseoprang takut meniti dinding tembok dibawahnya.
d. Kegelapan merupakan
suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap. Sebab dalam
pikirannya dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti, misalnya
setan, pencuri, orang yang demikian menghendaki agar ruangan tempat tidur
selalu dinyalakan lampu yang terang .
e. Kesakitan merupakan
ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami seseoarng yang
takut diinjeksi, ia sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan
kedalam tubuhnya,Hal itu disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan
menimbulkan kesakitan.
f. Kegagalan merupakan
dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan
mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah untuk bercinta lagi,
karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan terjadi kegagalan, trauma
yang pernah dialaminya telah menjadikan dirinya ketakutan kalau sampai terulang
lagi.
III.5. Kekalutan Mental
kekalutan
mental: gangguan kejiwaan akibat ketidak mampuan seseorang menghadapi persoalan
yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar.
Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah:
a. Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
b. Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah. Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
a. Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
b. Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah. Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
a. Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan
si penderita baik jasmani maupun rokhaninya
b. Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif,
yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya salah, pada orang yang
tidak menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan justru cepat
memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan
diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan
c. Kekalutan merupakan titik patah
(mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
Sebab-sebab kekalutan mental, dapat
banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
a.
Kepribadian yang lemah, akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang
sempurna, hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah
diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kedudukannya dan
manghancurkan mentalnya.
b.
Terjadinya konflik sosial budaya, akibat norma berbeda antara yang bersangkutan
dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri
lagi, misalnya; orang pedesaan yang berat menyesuiakan diri dengan kehidupan
kota, orang tua yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda
dari masa jayanya dulu.
c.
Cara pematangan batin, yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan
terhadap kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie
Proses- proses kekalutan mental yang
dialami oleh seseorang mendorong ke arah :
a.
Positif : trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha
agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajud waktu malam
hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi
kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan kegiatan yang posif.
b.
Negatif : trauma yang dialami diperlarutkan atau diperturutkan, sehingga yang
bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya
apa yang diinginkan.
III.6. Bentuk – bentuk Frustasi
1. Agresi berupa kemarahan yang
meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan secara fisik berakibat mudah
terjadinya hypertensi (tekanan darah tinggi) atau tindakan sadis yang dapat
membahayakan orang sekitarnya.
2. Regresi adalah kembali pada pola
reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan (infantil), misalnya dengan
menjerit-jerit, menangis sampai meraung-raung, memecah barang-barang
3. Fiksasi adalah peletakan atau
pembatasan pada suatu pola yang sama (tetap), misalnya dengan membisu,
memukul-mukul dada sendiri, membentur-benturkan kepala pada benda keras.
4. Proyeksi merupakan usaha melempar
atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang
lain, kata pepatah; awak yang tidak pandai menari,dikatakan lantai yang
berjungkit
5. Identifikasi adalah menyamakan
diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya, misalanya dalam
kecantikan yang bersangkutan menyamakan diri dengan bintang film, dalam soal
harta kekayaaan dengan pengusaha kaya yang sukses
6. Narsisme adalah self love yang
berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya superior dari pada orang
lain.
7. Autisme adalah gejala menutup
diri secara diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan
orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang
sinting.
III.7. Penderitaan dan Perjuangan
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya
sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan
hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak
boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia
harus optimis ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidup.
Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan
kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam
alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada
Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka.
III.8. Penderitaan dan Media massa
Dalam dunia modern
sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah
dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya menejahterakan manusia dan
sebagaian lainnya membuat manusia. Penciptaan bom atom, reaktor nuklir, pabrik
senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya
penderitaan manusia.
Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk
mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada
masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan
sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak
kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni,
sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus
keindahan karya seni.
III.9. Sebab Penderitaan
a.
Penderitaan yang timbul karena perbuatan manusia Penderitaan yang menimpa
manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama
manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk.
Nasib buruk ini dapat memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir,
kalau takdir Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia
penyebabnya. Karena perbuatan buruk antara sesama manusia maka manusia lain
menderita
b. Penderitaan yang
timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan Penderitaan manusia dapat juga
terjadi akibat atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan
optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
III.10. Pengaruh Penderitaan
Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh
pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap dalam dirinya. Sikap
yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif
misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh
diri, Siakp ini diungkapkan dalam peribahasa "Sesal dahulu pendapatan,
sesal kemudian tak berguna" ,"nasib sudah menjadi bubur".
Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin
atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
Sikap positif yaitu sikap optimis
mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan
perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya
bagian dari kehidupan. Sikap positif
biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras
atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa,
anti ibu tiri,ia berjuang menentang kekerasan dan lain-lainnya Apabila sikap
negatif dan positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca,
penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilainnya.
Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai
kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah
tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai, keadaan
yang berupa hambatan harus disingkirkan.
III.11. Penderitaan
Sebuah Fenomen Universal
Penyebab penderitaan tidak
hanya lantaran langkah manusia yang agresif saja namun ada banyak hal ,
diantaranya : bencana Alam, musibah dan kecelakaan, penindasan, perbudakan,
kemiskinan dan lain sebagainya.Sebagai fenomen universal artinya penderitaan
bisa di alami oleh semua orang atau kalangan tidak mengenal perbedaan manusia,
artinya sebuah penderitaan pun dapat dialami oleh orang-orang yang dianggap
suci sekali pun.
III.12. Penderitaan
Sebagai Anak Penguasaan
Manusia sebagai factor utama penyebab penderitaan memang sudah di sadari sejak dulu.Penderitaan manusia yang satu tidak bisa dilepaskan dari ulah manusia lainya. Ini semua sulit terbantahkan mengingat penderitaan itu pada dasarnya merupakan anak penguasaan, dan jarang sebagai anak kebebasan.
Manusia sebagai factor utama penyebab penderitaan memang sudah di sadari sejak dulu.Penderitaan manusia yang satu tidak bisa dilepaskan dari ulah manusia lainya. Ini semua sulit terbantahkan mengingat penderitaan itu pada dasarnya merupakan anak penguasaan, dan jarang sebagai anak kebebasan.
III.13. Rasa sakit
Rasa sakit adalah rasa yang tidak enak bagi si penderita. Rasa sakit akibat menderita penyakit atau sakit. Penyakit atau sakit sehingga ada rasa sakit dan dapt menimpa setiap orang, kaya/miskin, tua / muda, orang pintar/orang bodoh. Penderitaan rasa sakit,dan siksaan merupakan rangkaian peristiwa yang satu dengan yang lain dan tidak dapt di pisahkan karena merupakan rentetan sebab – akibatnya.
Rasa sakit adalah rasa yang tidak enak bagi si penderita. Rasa sakit akibat menderita penyakit atau sakit. Penyakit atau sakit sehingga ada rasa sakit dan dapt menimpa setiap orang, kaya/miskin, tua / muda, orang pintar/orang bodoh. Penderitaan rasa sakit,dan siksaan merupakan rangkaian peristiwa yang satu dengan yang lain dan tidak dapt di pisahkan karena merupakan rentetan sebab – akibatnya.
Harapan
Harapan berasal dari kata harap, artinya keinginan
supaya sesuatu terjadi. Yang mempunyai harapan atau keinginan itu hati. Putus
harapan berarti putus asa. Dalam arti lain harapan juga didefinisikan
sebagai keinginan yang belum terwujud.
Macam-Macam Harapan
Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki lima macam
harapan, ialah:
§
Harapan
untuk memperoleh kelangsungan hidup ( survival)
§
Harapan
untuk memperoleh keamanan (safety)
§
Harapan
untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mecintai dan dicintai ( beliving and
love)
§
Harapan
memperoleh status atau untuk diterima atau diakui lingkungan
§
Harapan
untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita (self actualization).
Kebutuhan Manusia Bedasarkan Kebutuhan Pokok :
1. Kebutuhan Organik
Individu
Kebutuhan bernilai positif:
¡ Makan-minum
¡ Istirahat dan tidur
¡ Sex
¡ Keseimbangan suhu
¡ Buang hajat
¡ Bernafas
Kebutuhan bernilai negatif:
¡ Makan dan minum tidak lezat
¡ Istirahat dan tidur terganggu
¡ Kegagalan sex
¡ Ketidak-seimbangan suhu
¡ Kesulitan buang hajat
¡ Bernafas sesak
2. Kebutuhan psikologis individu
Kebutuhan bernilai
positif:
¡
Pengendoran
ketegangan dan bersantai
¡
Kemesraan
dan cinta
¡
Kesempatan
berbuat baik
¡
Kepuasan
ego
¡
Kehormatan
¡
Kepuasan
dan kebanggaan mencapai tujuan
Kebutuhan bernilai
negatif:
¡
Stress
(banyak pikiran)
¡
perceraian
¡
Berbuat
tidak baik
¡
Ego
tidak puas
¡
penghinaan
¡
Tidak
bisa meraih tujuan
3. Kebutuhan organik dan
psikologi sesama manusia.
Kepercayaan
¡ Berasal dari kata
percaya, berarti mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah
hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran.
Kepercayaan dapat dibedakan atas:
Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan ini perlu
ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakikatnya
percaya pada Tuhan Y.M.E.Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak
salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan kepadanya
Kepercayaan pada orang lain
Percaya pada orang lain
itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa
saja.kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata
hatinya, atau terhadap kebenarannya.
Kepercayaan pada pemerintah
proses
demokrasi merupakan prasyarat bagi warga negara yang memiliki kepercayaan
terhadap pemerintah. Terdapat sebuah harapan bahwa demokrasi akan membuka akses
bagi rakyat untuk mengontrol tindakan-tindakan pemerintah, memberikan
perlindungan kebebasan sipil, kebebasan berbicara, kebebasan berserikat, dan kebebasan
pers, serta menghormati pilihan-pilihan rakyat. Pada tahap praksisnya derajat
kepercayaan rakyat yang tinggi akan membuat institusi negara menjadi semakin
efisien.
Kepercayaan pada Tuhan
Kepercayaan berarti
keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu sangat penting karena
merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan tuhannya. Oleh
karena itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari-Nya.
Manusia
dan Harapan
Setiap
manusia pasti mempunyai cita-cita tau harapan . Jadi harapan itu dapat dimiliki
oleh siapapun. Jika dilihat dari segi wujud dapat dikatakan tak berhingga,
namun jika dilihat dari segi tujuan hanyalah satu yaitu hidup bahagia. Namun,
kita harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar