Senin, 25 Juni 2012

penderitaan dan harapan


Penderitaan
            Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan susuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat lahir atau batin atau lahir batin. Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan resiko hidup.
III.2. Contoh Penderitaan yang dialami oleh para ahli
1.    Penderitaan Nietzsche (1844-1900), seorang filsuf Prusia, dimulai sejak kecil, yaitu sering sakit, lemah, serta kematian ayahnya ketika ia masih kecil. Keadaan ini menyebabkan ia suka menyendiri, membaca dan merenung diantara kesunyian sehingga ia menjadi filsuf besar.
2.    Lain lagi dengan filsuf Rusia yang bernama Berdijev (1874-1948). Sebelum dia menjadi filsuf, ibunya sakit-sakitan. Ia menjadi filsuf juga akibat menyaksikan masyarakatnya yang sangat menderita dan mengalami ketidakadilan.
3.    Sama halnya dengan filsuf Sartre (1905-1980) yang lahir di Paris, Perancis. Sejak kecil fisiknya lemah, sensitif, sehingga dia menjadi cemoohan teman-teman sekolahnya. Penderitaanlah yang menyebabkan ia belajar keras sehingga menjadi filsuf yang besar.
III.3. Siksaan
            Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan, antara lain :
a. Claustrophobia dan Agoraphobia.
     Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup, sedangkan Agoraphobia adalah rasa takut yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka
c. Gamang merupakan ketakutan bila seseorang di tampat yang tinggi. Hal itu disebabkan karena ia takut akibat berada di tempat yang yang tinggi, misalnya seseoarang harus melewati jermbatan yang sempit, sedangkan dibawahnya air yang mengalir, atau seseoprang takut meniti dinding tembok dibawahnya.
d. Kegelapan merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap. Sebab dalam pikirannya dalam kegelapan demikian akan muncul sesuatu yang ditakuti, misalnya setan, pencuri, orang yang demikian menghendaki agar ruangan tempat tidur selalu dinyalakan lampu yang terang .
e. Kesakitan merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialami seseoarng yang takut diinjeksi, ia sudah berteriak-teriak sebelum jarum injeksi ditusukkan kedalam tubuhnya,Hal itu disebabkan karena dalam pikirannya semuanya akan menimbulkan kesakitan.
f. Kegagalan merupakan dari seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan. Seseorang yang patah hati tidak mudah untuk bercinta lagi, karena takut dalam percintaan berikutnya juga akan terjadi kegagalan, trauma yang pernah dialaminya telah menjadikan dirinya ketakutan kalau sampai terulang lagi.
III.5. Kekalutan Mental
            kekalutan mental: gangguan kejiwaan akibat ketidak mampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah secara kurang wajar. Gejala-gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah:
a. Nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
b. Nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah. Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
 a. Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rokhaninya
b. Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara bertahan dirinya salah, pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan justru cepat memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dari persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan
c. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang bersangkutan mengalami gangguan
Sebab-sebab kekalutan mental, dapat banyak disebutkan antara lain sebagai berikut :
      a. Kepribadian yang lemah, akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna, hal-hal tersebut sering menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kedudukannya dan manghancurkan mentalnya.
      b. Terjadinya konflik sosial budaya, akibat norma berbeda antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi, misalnya; orang pedesaan yang berat menyesuiakan diri dengan kehidupan kota, orang tua yang telah mapan sulit menerima keadaan baru yang jauh berbeda dari masa jayanya dulu.
      c. Cara pematangan batin, yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial; over acting sebagai overcompensatie
Proses- proses kekalutan mental yang dialami oleh seseorang mendorong ke arah :
      a. Positif : trauma (luka jiwa) yang dialami dijawab secara baik sebagai usaha agar tetap survive dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajud waktu malam hari untuk memperoleh ketenangan dan mencari jalan keluar untuk mengatasi kesulitan yang dihadapinya, ataupun melakukan kegiatan yang posif.
      b. Negatif : trauma yang dialami diperlarutkan atau diperturutkan, sehingga yang bersangkutan mengalami frustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.
III.6. Bentuk – bentuk Frustasi
1. Agresi berupa kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tidak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadinya hypertensi (tekanan darah tinggi) atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2. Regresi adalah kembali pada pola reaksi yang primitif atau kekanak-kanakan (infantil), misalnya dengan menjerit-jerit, menangis sampai meraung-raung, memecah barang-barang
3. Fiksasi adalah peletakan atau pembatasan pada suatu pola yang sama (tetap), misalnya dengan membisu, memukul-mukul dada sendiri, membentur-benturkan kepala pada benda keras.
4. Proyeksi merupakan usaha melempar atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negatif pada orang lain, kata pepatah; awak yang tidak pandai menari,dikatakan lantai yang berjungkit
5. Identifikasi adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya, misalanya dalam kecantikan yang bersangkutan menyamakan diri dengan bintang film, dalam soal harta kekayaaan dengan pengusaha kaya yang sukses
6. Narsisme adalah self love yang berlebihan, sehingga yang bersangkutan merasa dirinya superior dari pada orang lain.
7. Autisme adalah gejala menutup diri secara diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.
III.7. Penderitaan dan Perjuangan
            Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekwensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidup.
            Pembebasan dari penderitaan pada hakekatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka.
III.8. Penderitaan dan Media massa
Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya menejahterakan manusia dan sebagaian lainnya membuat manusia. Penciptaan bom atom, reaktor nuklir, pabrik senjata, peluru kendali, pabrik bahan kimia merupakan sumber peluang terjadinya penderitaan manusia.
            Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.
III.9. Sebab Penderitaan
a. Penderitaan yang timbul karena perbuatan manusia Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dengan alam sekitarnya. Penderitaan ini kadang disebut nasib buruk. Nasib buruk ini dapat memperbaiki nasibnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir, kalau takdir Tuhan yang menentukan sedangkan nasib buruk itu manusia penyebabnya. Karena perbuatan buruk antara sesama manusia maka manusia lain menderita
b. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan Penderitaan manusia dapat juga terjadi akibat atau siksaan / azab Tuhan. Namun kesabaran, tawakal, dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.
III.10. Pengaruh Penderitaan
            Orang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negatif. Sikap negatif misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri, Siakp ini diungkapkan dalam peribahasa "Sesal dahulu pendapatan, sesal kemudian tak berguna" ,"nasib sudah menjadi bubur". Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, misalnya anti kawin atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup.
             Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan hidup, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan, dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. Sikap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti, misalnya anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, anti ibu tiri,ia berjuang menentang kekerasan dan lain-lainnya Apabila sikap negatif dan positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilainnya. Penilaian itu dapat berupa kemauan untuk mengadakan perubahan nilai-nilai kehidupan dalam masyarakat dengan tujuan perbaikan keadaan. Keadaan yang sudah tidak sesuai ditinggalkan dan diganti dengan keadaan yang lebih sesuai, keadaan yang berupa hambatan harus disingkirkan.
III.11. Penderitaan Sebuah Fenomen Universal
            Penyebab penderitaan tidak hanya lantaran langkah manusia yang agresif saja namun ada banyak hal , diantaranya : bencana Alam, musibah dan kecelakaan, penindasan, perbudakan, kemiskinan dan lain sebagainya.Sebagai fenomen universal artinya penderitaan bisa di alami oleh semua orang atau kalangan tidak mengenal perbedaan manusia, artinya sebuah penderitaan pun dapat dialami oleh orang-orang yang dianggap suci sekali pun.
III.12. Penderitaan Sebagai Anak Penguasaan
           
Manusia sebagai factor utama penyebab penderitaan memang sudah di sadari sejak dulu.Penderitaan manusia yang satu tidak bisa dilepaskan dari ulah manusia lainya. Ini semua sulit terbantahkan mengingat penderitaan itu pada dasarnya merupakan anak penguasaan, dan jarang sebagai anak kebebasan.
III.13. Rasa sakit
           
 Rasa sakit adalah rasa yang tidak enak bagi si penderita. Rasa sakit akibat menderita penyakit atau sakit. Penyakit atau sakit sehingga ada rasa sakit dan dapt menimpa setiap orang, kaya/miskin, tua / muda, orang pintar/orang bodoh. Penderitaan rasa sakit,dan siksaan merupakan rangkaian peristiwa yang satu dengan yang lain dan tidak dapt di pisahkan karena merupakan rentetan sebab – akibatnya.

Harapan
Harapan berasal dari kata harap, artinya keinginan supaya sesuatu terjadi. Yang mempunyai harapan atau keinginan itu hati. Putus harapan berarti putus asa. Dalam arti lain harapan juga didefinisikan sebagai keinginan yang belum terwujud.
Macam-Macam Harapan
Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki lima macam harapan, ialah:
§  Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup ( survival)
§  Harapan untuk memperoleh keamanan (safety)
§  Harapan untuk memiliki hak dan kewajiban untuk mecintai dan dicintai ( beliving and love)
§  Harapan memperoleh status atau untuk diterima atau diakui lingkungan
§  Harapan untuk memperoleh perwujudan dan cita-cita (self actualization).
Kebutuhan Manusia Bedasarkan Kebutuhan Pokok :
1.      Kebutuhan Organik Individu
Kebutuhan bernilai positif:
¡  Makan-minum
¡  Istirahat dan tidur
¡  Sex
¡  Keseimbangan suhu
¡  Buang hajat
¡  Bernafas
Kebutuhan bernilai negatif:
¡  Makan dan minum tidak lezat
¡  Istirahat dan tidur terganggu
¡  Kegagalan sex
¡  Ketidak-seimbangan suhu
¡  Kesulitan buang hajat
¡  Bernafas sesak
2.      Kebutuhan psikologis individu
Kebutuhan bernilai positif:
¡  Pengendoran ketegangan dan bersantai
¡  Kemesraan dan cinta
¡  Kesempatan berbuat baik
¡  Kepuasan ego
¡  Kehormatan
¡  Kepuasan dan kebanggaan mencapai tujuan
Kebutuhan bernilai negatif:
¡  Stress (banyak pikiran)
¡  perceraian
¡  Berbuat tidak baik
¡  Ego tidak puas
¡  penghinaan
¡  Tidak bisa meraih tujuan
3.      Kebutuhan organik dan psikologi sesama manusia.
Kepercayaan
¡  Berasal dari kata percaya, berarti mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Kepercayaan dapat dibedakan atas:
Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan ini perlu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakikatnya percaya pada Tuhan Y.M.E.Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan kepadanya
Kepercayaan pada orang lain
Percaya pada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja.kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, atau terhadap kebenarannya.
Kepercayaan pada pemerintah
proses demokrasi merupakan prasyarat bagi warga negara yang memiliki kepercayaan terhadap pemerintah. Terdapat sebuah harapan bahwa demokrasi akan membuka akses bagi rakyat untuk mengontrol tindakan-tindakan pemerintah, memberikan perlindungan kebebasan sipil, kebebasan berbicara, kebebasan berserikat, dan kebebasan pers, serta menghormati pilihan-pilihan rakyat. Pada tahap praksisnya derajat kepercayaan rakyat yang tinggi akan membuat institusi negara menjadi semakin efisien.
Kepercayaan pada Tuhan
Kepercayaan berarti keyakinan dan pengakuan akan kebenaran. Kepercayaan itu sangat penting karena merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan tuhannya. Oleh karena itu jika manusia berusaha agar mendapat pertolongan dari-Nya.
Manusia dan Harapan
Setiap manusia pasti mempunyai cita-cita tau harapan . Jadi harapan itu dapat dimiliki oleh siapapun. Jika dilihat dari segi wujud dapat dikatakan tak berhingga, namun jika dilihat dari segi tujuan hanyalah satu yaitu hidup bahagia. Namun, kita harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar