Pelapisan Sosial
Pelapisan sosial diterjemahkan dari Bahasa Inggris stratification berasal dari kata strata
atau stratum yang artinya pelapisan, dan social artinya masyarakat, yaitu suatu
kiasan untuk menggambarkan bahwa dalam tiap kelompok terdapat perbedaan
kedudukan dari seseorang yang berkedudukan tinggi sampai yang berkedudukan
rendah, seolah-olah merupakan lapisan yang berlapis-lapis dari atas ke bawah.
Masyarakat kita secara keseluruhan membedakan berbagai kedudukan menurut suatu skala tinggi rendah kedudukan yang mengakibatkan adanya sejumlah lapisan sosial yang meliputi seluruh masyarakat. Suatu lapisan sosial terdiri dari sejumlah kedudukan resmi atau tidak resmi, yang dianggap sama tinggi atau sama rendah tingkatannya. Orang yang dianggap menempati kedudukan yang lebih tinggi daripada kedudukan tertentu dianggap mempunyai gengsi atau prestise, dan yang lebih tinggi diperlakukan sesuai dengan kedudukannya.
Sebab Terjadinya Pelapisan Sosial
a. Terjadi dengan sendirinya
Masyarakat kita secara keseluruhan membedakan berbagai kedudukan menurut suatu skala tinggi rendah kedudukan yang mengakibatkan adanya sejumlah lapisan sosial yang meliputi seluruh masyarakat. Suatu lapisan sosial terdiri dari sejumlah kedudukan resmi atau tidak resmi, yang dianggap sama tinggi atau sama rendah tingkatannya. Orang yang dianggap menempati kedudukan yang lebih tinggi daripada kedudukan tertentu dianggap mempunyai gengsi atau prestise, dan yang lebih tinggi diperlakukan sesuai dengan kedudukannya.
Sebab Terjadinya Pelapisan Sosial
a. Terjadi dengan sendirinya
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan
masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu
dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh
masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Pada
pelapisan yang terjadi dengan sendirinya, kedudukan seseorang secara otomatis
berada pada suatu strata atau pelapisan, misalnya karena usia tua, memiliki
kepandaian yang lebih atau sakti.
b. Terjadi dengan disengaja
b. Terjadi dengan disengaja
Sistem pelapisan yang disusun secara sengaja ditujukan untuk mengejar
tujuan bersama. Di dalam sistem pelapisan ini ditentukan secara jelas dan tegas
mengenai adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang. Sistem
pelapisan yang dibentuk secara sengaja ini dapat kita lihat misalnya dalam
organisasi pemerintahan, parpol, perusahaan besar dll, ringkasnya di dalam
organisasi formal.
Cara Mendapatkan Status Sosial
a. Ascribed status
Yaitu kedudukan seseorang yang didapat dengan sendirinya. Misalnya golongan-golongan berdasar jenis kelamin, tingkat umur dsb. Atau dengan kata lain seseorang dapat mencapai suatu kedudukan dengan sendirinya karena ia dilahirkan dalam golongan tertentu, misalnya seorang anak raja.
a. Ascribed status
Yaitu kedudukan seseorang yang didapat dengan sendirinya. Misalnya golongan-golongan berdasar jenis kelamin, tingkat umur dsb. Atau dengan kata lain seseorang dapat mencapai suatu kedudukan dengan sendirinya karena ia dilahirkan dalam golongan tertentu, misalnya seorang anak raja.
b. Achieved status
Yaitu kedudukan seseorang yang didapat dengan cara berusaha atau berjuang, misalnya sebagai pimpinan parpol, guru, dosen, dsb. Boleh juga misalnya seorang guru berjuang
menjadi
profesor atau buruh menjadi majikan.
Ukuran untuk Menggolongkan Anggota Masyarakat dalam
suatu Golongan tertentu
a. Kekayaan.
a. Kekayaan.
Kekayaan
(materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke
dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling
banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial,
demikian pula sebaliknya, barang siapa tidak mempunyai kekayaan akan
digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat
antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya,
cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.
b. Kekuasaan.
Seseorang
yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan
teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan.
Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya
dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya,
atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
c. Kehormatan.
kehormatan
dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang
disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan
sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat
tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya
kepadamasyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan
berbudi luhur.
d. Ilmu
pengetahuan.
Ukuran ilmu
pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu
pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati
lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan.
Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik
(kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter,
insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun
sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang
tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak
orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar
kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan
seterusnya.
sifat
stratifikasi sosial
Sifat-sifat yang mungkin terjasi pada
stratifikasi sosial yaitu :
a)
Stratifikasi terbuka (open stratification)
Seperti kaya dan
miskin, miskin menjadi kaya, tidak pandai menjadi pandai dan sebaliknya.
b)
Stratifikasi tertutup (closed stratification)
Seperti jenis
kelamin, kaya, dan sebagainya.
fungsi
stratifikasi sosial
Kisley david menunjukan beberapa
fungsi stratifikasi sosial yaitu sebagai berikut:
1.
Menjelaskan kedudukan dan fungsi seseorang
2.
Menenjukan pada siapa dan antara siapa
interaksi sosial harus berlangsung
3.
Menegaskan prestasi dan imbalan prestasi bagi
tiap stratifikasi sosial
faktor atau kreteria
penentuan suatu stratifikasi sosial
Indikator bagi adanya strafikasi
sosial menurut Richard centers adalah adanya rasa dan kesadaran pada para
anggota masyarakat akan kesamaan identitas,kesamaan latar belakang seperti
telah dikutip di atas.dan akan menjadi tajam adanya statifikasi sosial,jika terdapat
simbol dan sistem yang diikuti oleh individu-individu dalam suatu kelompok.
Jelasnya bagi seorang individu yang hendak masuk menjadi bagian dri suatu
stratifikasi di perlukan persyaratan-persyaratan tertentu yang ketat. Bahkan
persyaratan yang tidak mungkin di penuhi, misalnya kasta,ningrat. Adapun
faktor/kreteria tersebut dapat berupa faktor biologis fisis, sesperti jenis
kelamin, usia postur tubuh dan sebagainya; faktor non biologis,seperti kedudukan,peranan sosial,kekuasaan,pendidikan/ilmu,ekonomi, kepercayaan/religi dan
sebagainya.
Dari faktor-faktor tersebut di kenal berbagai strata
sosial yang kreterianya berbeda-beda. Mari kita bahas satu persatu sebagai
species (bagian) dari genus stratifikasi sosial.
a.
Kelompok faktor fisis
Karena faktor/kreterianya fisis,
seperti jenis kelamin tampang dan lain sebagainya.
b.
kelompok faktor kedudukan/status sosial
pimpinan/atasan-bawahan.kelompok teladan(reference
group,leader)-kelompok anggota
umum(membership group,rest of general publik).
c.
Kelas (class)
Dalam
proses perkembangan ke arah peningkatan derajat social,melalui pemenuhan
kreteria ekonomi ilmu dan prestasi, seorang dapat berada dalam status sosial
class,yaitu yang oleh Trorstein vablen ’The,leasure class’. Class ini, karena
setiap harinya disibukan oleh kegiatan produktif, memerlukan ‘waktu senggang’.
Dan dengan pengisian wktu senggang ini menjadi amat bermanfaat bagi
perkembangan sosial,yaitu pencintaan sarana
Rekreasi, kesehatan dan
kepariwisataan. Dan saling mengerti antara strata sosial yang ada.
d.
Kasta
Adalah
strafikasi sosial atas dasaar kepercayaan/religi,pada agama tertentu.
e.
Strafikasi sosial baru
Sebenarnya apa yang di katakan
jaspan mengenai ’The new sosial stratification’ sekarang dapat di sebut
pelapisan lain lagi, yang kreterianya kompleks. Kehidupan ketatanegaraan, dalam
usanya mencapai kesejahteraan sosial, muncul stratifikasi sosial yang oleh
Astrid di sebut secara khusus sebagai stratifikasi kekuasaan, atau stratifikasi
politik. Dengan kreteria kekuasaan politik yang berbeda-beda antara masyarakat
satu dengan masyarakat lainnya,toh terdapat kesamaan oreantasi yaitu kekuasaan
politik. Karena perbedaan sistim sosialnya, selama ini terdapat perbedaan
operasional antara masyarakat yang sudah maju dengan masyarakat yang sedang
membangun.
f.
Alienasi sosial
Vablen mengemukakan sebuah
stratifikasi sosial lain lagi sebelum sampai pada (social alienation). Ukuran
strata ini adalah pada adanya kegemaran dan kenangan yang sama pada sejumlah
individu,misalnya para penggemar wayang orang/wayang kulit di jakarta,yang
dengan sendirinya akan berkumpul dan memisahkan dengan anggota masyarakat
lainya,klub HD (Harley davidson).kelompok sebenarnya belum kreteria tertentu
sebagai syarat tertentu.
Pada kelompok ini faktor sosial rank tidak
menjadi oreintasi,karna itu derajat soaial mereka amat/dapat bervariasi.
g.
Elite sosial
Stratifikasi sosial ini merupakan
hasil perkembangan sosial. Dinamika sosial memerlukan berbagai syarat,seperti
kekayaan,ilmu pengetahuan,kedudukan,dan sebagainya.Dan siapa yang memiliki
faktor itu,maka menjadi merasa berbeda dengan anggota masyarakat lainnya,mereka
menjadi upper class. Mengenai ini WMP.Hofsteeds mengidentifikasikan masyarakat
pedesaan di Jawa Barat,khususnya,Indonesia umumnya adanya dua strata,yaitu
Elite Desa ,yakni Kepala Desa,Pegawai daerah /pusat ,Guru,tokoh politik dan
tokoh agama serta petani kaya ,dan massa,yaitu petani menengah,buruh
tani,pengrajin dan pedagang kecil(bakulan),sebagai ’lapisan bawah’.Oleh Selo
Soemardjan para pimpinan informal(informal leader) seperti tokoh
masyarakat,ulama dan sebagainya dimasukkan pula kedalam Elite Desa.
Dalam proses perkembangan/perubahan
sosial dewasa ini adanya kedua strata sosial ini patut kita telaah secara
cermat,karena tidak jarang memberikan pengaruh positif dan negatif terhadap
masyarakat.Bagaimana pula halnya dengan para ’intelek desa’ atau para cerdik
pandai yang (kebetulan) sedang berada didaerah pedesaan,seperti para mahasiswa
yang tengah ber KKN.
Permasalahan sekitar stratifikasi
sosial
Masalah,atau
lebih populer dengan istilah problem adalah merupakan gejala dan konsekuensi
dari proses alam semesta,yang harus diluruskan daiarahkan sehingga tidak atau
tidak makin menghambat pencapaiaan yang diharapkan oleh subjeknya.Secara
sederhana,dapat digambarkan sebagai berikut”Need to change versus resistense
for change become problem”. Dan jika dalam prosesnya dampaknya mengenai
sebagian besar anggota masyarakat jadi dalam hal stratifikasi sosial mengenai
anggota/individu lain strata,atau strata lainnya maka yang demikian digolongkan
dalam masalah sosial,sosial problem.
Kesamaan Derajat
Derajat adalah tingkatan seseorang menurut statusnya didalam masyarakat, derajat sosial terjadi akibat dari kedudukan sosial atau posisi sosial. Sejak dahulu kesamaan derajat adalah suatu hal yang sangat diidam-idamkan, khususnya oleh kelompok yang merasa tidak mendapatkan perlakuan yang baik dan adil dari masyarakat. Namun hal tersebut mengalami berbagai macam kendala disebabkan oleh pelapisan sosial yang dibuat oleh masyarakat itu sendiri. Pendapat umum telah bersimpati kepada sistem demokrasi yang bisa memecahkan masalah tersebut, paling tidak dari segi teori, namun ternyata kita banyak melihat berbagai kontradiksi dari prinsip semacam itu pada jaman sekarang ini. Misalnya para penentu kebijaksanaan yang seharusnya mendengarkan aspirasi rakyat tertindas malah membuat kebijakan dan siasat keji untuk kepentingan pribadi, ataupun golongan. Masyarakat umum juga bersimpati pada solusi supaya tercapai kesamaan derajat adalah melalui kesejahteraan ekonomi. Akan tetapi kontradiksi pun timbul misalnya dengan sistem kapitalisme seseorang hanya ingin menjadikan dirinya dan keluarganya saja yang sejahtera tanpa ada kepedulian sosial terhadap masyarakat disekitarnya.
Derajat adalah tingkatan seseorang menurut statusnya didalam masyarakat, derajat sosial terjadi akibat dari kedudukan sosial atau posisi sosial. Sejak dahulu kesamaan derajat adalah suatu hal yang sangat diidam-idamkan, khususnya oleh kelompok yang merasa tidak mendapatkan perlakuan yang baik dan adil dari masyarakat. Namun hal tersebut mengalami berbagai macam kendala disebabkan oleh pelapisan sosial yang dibuat oleh masyarakat itu sendiri. Pendapat umum telah bersimpati kepada sistem demokrasi yang bisa memecahkan masalah tersebut, paling tidak dari segi teori, namun ternyata kita banyak melihat berbagai kontradiksi dari prinsip semacam itu pada jaman sekarang ini. Misalnya para penentu kebijaksanaan yang seharusnya mendengarkan aspirasi rakyat tertindas malah membuat kebijakan dan siasat keji untuk kepentingan pribadi, ataupun golongan. Masyarakat umum juga bersimpati pada solusi supaya tercapai kesamaan derajat adalah melalui kesejahteraan ekonomi. Akan tetapi kontradiksi pun timbul misalnya dengan sistem kapitalisme seseorang hanya ingin menjadikan dirinya dan keluarganya saja yang sejahtera tanpa ada kepedulian sosial terhadap masyarakat disekitarnya.
Pemuda
Telah kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda
merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah nilai. hal ini
merupakan pengertian idiologis dan kultural daripada pengertian ini. Di dalam
masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus
cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karma
pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda
akan menguasai masa depan.
Ada beberapa kedudukan pemuda dalam pertanggungjawabannya
atas tatanan masyarakat, antara lain:
a. Kemurnian
idealismenya
b.
Keberanian dan Keterbukaanya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan-gagasan
yang baru
c. Semangat
pengabdiannya
d.
Sepontanitas dan dinamikanya
e. Inovasi
dan kreativitasnya
f. Keinginan
untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru
g. Keteguhan
janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan keperibadiannya yang mandiri
h. Masih
langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelevansikan pendapat, sikap dan
tindakanya dengan kenyataan yang ada.
Sosialisasi
Pemuda
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu
melalui media pembelajaran dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan
berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun
sebagai anggota masyarakat. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dalam
sosialisasi, antara lain: Proses Sosialisasi, Media Sosialisasi dan Tujuan
Sosialisasi.
Proses Sosialisasi
Istilah sosialisasi menunjuk pada semua factor dan
proses yang membuat manusia menjadi selaras dalam hidup ditengah-tengah orang
kain. Proses sosialisasilah yang membuat seseorang menjadi tahu bagaimana mesti
ia bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari proses
tersebut, seseorang akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan
hidupnya.
Semua warga negara mengalami proses sosialisasi tanpa
kecuali dan kemampuan untuk hidup ditengah-tengah orang lain atau mengikuti
norma yang berlaku dimasyarakat. Ini tidak datang begitu saja ketika seseorang
dilahirkan, melainkan melalui proses sosialisasi.
Media
Sosialisasi
• Orang tua
dan keluarga
• Sekolah
• Masyarakat
• Teman
bermain
• Media
Massa.
Tujuan
Pokok Sosialisasi
• Individu harus diberi ilmu pengetahuan
(keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di masyarakat.
• Individu harus mampu berkomunikasi
secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya.
• Pengendalian fungsi-fungsi organik yang
dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
• Bertingkah laku secara selaras dengan
norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok
khususnya dan pada masyarakat umum.
Internalisasi
Adalah proses norma-norma yang mencakup norma-norma
kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusional saja, akan tetapi
mungkin norma-norma tersebut sudah mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota
masyarakat.
Pendekatan
Klasik tentang Pemuda
Melihat bahwa muda merupakan masa perkembangan yang
enak dan menarik. Kepemudaan merupakan suatu fase dalam pertumbuhan biologis
seseorang yang bersifat seketika dan suatu waktu akan hilang dengan sendirinya,
maka keanehan-keanehan yang menjadi ciri khas masa muda akan hilang sejalan
dengan berubahnya usia.
Menurut pendekatan yang klasik ini, pemuda dianggap
sebagai suatu kelompok yang mempunyai aspirasi sendiri yang bertentangan dengan
aspirasi masyarakat. Selanjutnya munculah persoalan-persoalan frustasi dan kecemasan
pemuda karena keinginan-keinginan mereka tidak sejalan dengan kenyataan. Dan
timbulah konflik dalam berbagai bentuk proses. Di sinilah pemuda bergejolak
untuk mencari identitas mereka.
Dalam hal
ini hakikat kepemudaan ditinjau dari dua asumsi pokok.
Penghayatan mengenai proses perkembangan manusia bukan
sebagai suatu koninum yang sambung menyambung tetapi fragmentaris,
terpecah-pecah dan setiap pragmen mempunyai arti sendiri-sendiri.
Asumsi wawasan kehidupan adalah posisi pemuda dalam
arah kehidupan sendiri. Perbedaan antar kelompok-kelompok yang ada, antar
generasi tua dan pemuda, misalnya hanya terletak pada derajat ruang lingkup
tanggung jawabnya.
Generasi tua sebagai angkatan-angkatan yang lalu
(passing generation) yang berkewajiban membimbing generasi muda sebagai
generasi penerus. Dan generasi pemuda yang penuh dinamika hidup berkewajiban
mengisi akumulator generasi tua yang mulai melemah, disamping memetik buah-buah
pengalamannya, yang telah terkumpul oleh pengalamannya.
Pihak generasi tua tidak bisa menuntut bahwa merekalah
satu-satunya penyelamat masyarakat dan dunia. Dana melihat generasi muda
sebagai perusak tatanan sosial yang sudah mapan, sebaliknya generasi muda juga
tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk memelihara dunia. Dengan
demikian maka adanya penilaian yang baku (fixed standard) yang melihat generasi
tua adalah sebagai ahli waris. Dari segala ukuran dan nilai dalam masyarakat,
karena itu para pemuda menghakimi karena cenderung menyeleweng dari ukuran dan
nilai tersebut karena tidak bisa diterima. Bertolak dari suatu kenyataan, bahwa
bukan saja pemuda tapi generasi tua pun harus sensitif terhadap dinamika
lingkungan dengan ukuran standard yang baik.
Dengan pendapat di atas jelas kiranya bahwa pendekatan
ekosferis mengenai pemuda, bahwa segala jenis ”kelainan” yang hingga kini
seolah-olah menjadi hak paten pemuda akan lebih dimengerti sebagai suatu
keresahan dari masyarakat sendiri sebagai keseluruhan. Secara spesifiknya lagi,
gejolak hidup pemuda dewasa ini adalah respon terhadap lingkungan yang kini
berubah dengan cepat.
Pemuda dan Identitas
Telah kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda
merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah dan merupakan
beban modal bagi para pemuda. Tetapi di lain pihak pemuda juga menghadapi
pesoalan seperti kenakalan remaja, ketidakpatuhan kepada orang tua, frustasi,
kecanduan narkotika, masa depan suram. Semuanya itu akibat adanya jurang antara
keinginan dalam harapan dengan kenyataan yang mereka hadapi.
Kaum muda dalam setiap masyarakat dianggap sedang
mengalami apa yang dinamakan ”moratorium”. Moratorium adalah masa persiapan
yang diadakan masyarakat untuk memungkinkan pemuda-pemuda dalam waktu tertentu
mengalami perubahan.
Menurut pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi
muda bahwa generasi muda dapat dilihat dari berbagai aspek sosial, yakni:
1. Sosial
psikologi
2. sosial
budaya
3. sosial
ekonomi
4. sosial
politik
Masalah-masalah
yang menyangkut generasi muda dewasa ini adalah:
a. Dirasakan
menurunnya jiwa nasionalisme, idealisme dan patriotisme di kalangan generasi
muda
b. Kekurang pastian
yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya
c. Belum
seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia
d. Kurangnya
lapangan dan kesempatan kerja.
e. Kurangnya
gizi yang dapat menghambat pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasan
f. Masih
banyaknya perkawinan-perkawinan di bawah umur
g. Adanya
generasi muda yang menderita fisik dan mental
h. Pergaulan
bebas
i.
Meningkatnya kenakalan remaja, penyalahagunaan narkotika
j. Belum
adanya peraturan perundang-undangan yang mengangkut generasi muda.
Peran pemuda
dalam masyarakat:
a. Peranan
pemuda yang didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan.
b. Peranan
pemuda yang menolak unsur menyesuaikan diri dengan lingkungannya
c. Asas
edukatif
d. Asas
persatuan dan kesatuan bangsa
e. Asas
swakarsa
f. Asas keselarasan
dan terpadu
g. Asas
pendayagunaan dan fungsionaliasi
Arah
Pembinaan Dan Pengembangan Generasi Muda
Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda
ditunjukan pada pembangunan yang memiliki keselarasn dan keutuhan antara ketiga
sumbu orientasi hidupnya yakni.
a. Orientasi
ke atas kepada Tuhan Yang Masa Esa.
b. Orientasi
dalam dirinya sendiri
c. Orientasi
ke luar hidup di lingkungan
Peranan
mahasiswa dalam masyarakat
Agen of change
Dimana mahasiswa sebagai agen dari
suatu perubahan yang diharapkan dalam rangka kemajuan bangsa. Dilakukan dengan
memperjuangkan hak-hak rakyat kecil dan miskin, mengembalikan nilai-nilai
kebenaran yang diselewengkan oleh oknum-oknum elit. “Dalam perubahan ini mahasiswa
harus menjadi garda terdepan,” tambahnya.
Agen of development
mengembangkan dan mempertahankan perubahan yang telah
dicapai itulah satu makna dari jati diri ini. untuk memiliki jatidiri ini
seorang mahasiswa harus memiliki keyakinan yang kuat bahwa
dirinya mampu menjadi inisiator perubahan masyarakatnya. keyakinan yang kuat
itu akan terpancar sebagi aura perubahan dalam setiap aktivitas yang dilakukan
mahasiswa baik sebagai individu maupun sebagai komunal. agent of Development
juga berari bahwa seorang mahasiswa sebagai manusia pembelajar. mengembangkan
kompetensi diri sebagai agen perubahan. untuk
yang pertama kita akan dapatkan di bangku kuliah. tapi yang kedua tak akan kita
dapatkan di ruang kelas kecuali kita menengok dan berkunjung ke tengah-tengah
masyarakat.
Agen of modernization
karena
itu pembangunan adalah penggantian yang lama dengan yang baru, yang telah
diperhitungkan oleh keadaan sekitarnya, maka mahasiswa berkewajiban untuk ikut
serta dalam derap pembangunan. Disamping itu mahasiswa bertugas sebagai pelopor
pembangunan sehingga perlu difikirkan kesesuaian macam pembaruan dengan
lingkungan masyarakat sekitarnya. Meskipun hal-hal baru itu tidak selalu
membawa kebahagiaan kepada masyarakat, bahkan kadang-kadang dapat menjerumuskan
masyarakat ketingkat kehidupan yang kurang baik. Oleh karena itu mahasiswa yang
telah dibekali ilmu pengetahuan tang tinggi hendaknya dapat memilih mana-mana
yang perlu diubah dan tidak perlu diubah disamping itu perlu dipikirkan
keikutsertaan masyarakat dalm pembaharuan tersebut. Dengan demikian, hasilnya
akan seperti yang diharapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar