Senin, 25 Juni 2012

pelapisan dan pemuda

 Pelapisan Sosial
Pelapisan sosial diterjemahkan dari Bahasa Inggris stratification berasal dari kata strata atau stratum yang artinya pelapisan, dan social artinya masyarakat, yaitu suatu kiasan untuk menggambarkan bahwa dalam tiap kelompok terdapat perbedaan kedudukan dari seseorang yang berkedudukan tinggi sampai yang berkedudukan rendah, seolah-olah merupakan lapisan yang berlapis-lapis dari atas ke bawah.
Masyarakat kita secara keseluruhan membedakan berbagai kedudukan menurut suatu skala tinggi rendah kedudukan yang mengakibatkan adanya sejumlah lapisan sosial yang meliputi seluruh masyarakat. Suatu lapisan sosial terdiri dari sejumlah kedudukan resmi atau tidak resmi, yang dianggap sama tinggi atau sama rendah tingkatannya. Orang yang dianggap menempati kedudukan yang lebih tinggi daripada kedudukan tertentu dianggap mempunyai gengsi atau prestise, dan yang lebih tinggi diperlakukan sesuai dengan kedudukannya.
Sebab Terjadinya Pelapisan Sosial
a. Terjadi dengan sendirinya
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Pada pelapisan yang terjadi dengan sendirinya, kedudukan seseorang secara otomatis berada pada suatu strata atau pelapisan, misalnya karena usia tua, memiliki kepandaian yang lebih atau sakti.
b. Terjadi dengan disengaja
Sistem pelapisan yang disusun secara sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Di dalam sistem pelapisan ini ditentukan secara jelas dan tegas mengenai adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang. Sistem pelapisan yang dibentuk secara sengaja ini dapat kita lihat misalnya dalam organisasi pemerintahan, parpol, perusahaan besar dll, ringkasnya di dalam organisasi formal.
Cara Mendapatkan Status Sosial
a. Ascribed status
    Yaitu kedudukan seseorang yang didapat dengan sendirinya. Misalnya golongan-golongan berdasar jenis kelamin, tingkat umur dsb. Atau dengan kata lain seseorang dapat mencapai suatu kedudukan dengan sendirinya karena ia dilahirkan dalam golongan tertentu, misalnya seorang anak raja.

b. Achieved status 
    Yaitu kedudukan seseorang yang didapat dengan cara berusaha atau berjuang, misalnya sebagai pimpinan parpol, guru, dosen, dsb. Boleh juga misalnya seorang guru berjuang
menjadi profesor atau buruh menjadi majikan.
Ukuran untuk Menggolongkan Anggota Masyarakat dalam suatu Golongan tertentu
    a. Kekayaan.
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, barang siapa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.
 b. Kekuasaan.
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
 c. Kehormatan.
kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepadamasyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.
   d. Ilmu pengetahuan.
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.
sifat stratifikasi sosial
Sifat-sifat yang mungkin terjasi pada stratifikasi sosial yaitu :
a)    Stratifikasi terbuka (open stratification)
Seperti kaya dan miskin, miskin menjadi kaya, tidak pandai menjadi pandai dan sebaliknya.
b)    Stratifikasi tertutup (closed stratification)
Seperti jenis kelamin, kaya, dan sebagainya.
fungsi stratifikasi sosial
Kisley david menunjukan beberapa fungsi stratifikasi sosial yaitu sebagai berikut:
1.    Menjelaskan kedudukan dan fungsi seseorang
2.    Menenjukan pada siapa dan antara siapa interaksi sosial harus berlangsung
3.    Menegaskan prestasi dan imbalan prestasi bagi tiap stratifikasi sosial
faktor atau kreteria penentuan suatu stratifikasi sosial
 Indikator bagi adanya strafikasi sosial menurut Richard centers adalah adanya rasa dan kesadaran pada para anggota masyarakat akan kesamaan identitas,kesamaan latar belakang seperti telah dikutip di atas.dan akan menjadi tajam adanya statifikasi sosial,jika terdapat simbol dan sistem yang diikuti oleh individu-individu dalam suatu kelompok. Jelasnya bagi seorang individu yang hendak masuk menjadi bagian dri suatu stratifikasi di perlukan persyaratan-persyaratan tertentu yang ketat. Bahkan persyaratan yang tidak  mungkin  di penuhi, misalnya kasta,ningrat. Adapun faktor/kreteria tersebut dapat berupa faktor biologis fisis, sesperti jenis kelamin, usia postur tubuh dan sebagainya; faktor non biologis,seperti kedudukan,peranan sosial,kekuasaan,pendidikan/ilmu,ekonomi, kepercayaan/religi dan sebagainya.
Dari faktor-faktor tersebut di kenal berbagai strata sosial yang kreterianya berbeda-beda. Mari kita bahas satu persatu sebagai species (bagian) dari genus stratifikasi sosial.
a.    Kelompok faktor fisis
             Karena faktor/kreterianya fisis, seperti jenis kelamin tampang dan lain sebagainya.
b.    kelompok faktor kedudukan/status sosial
              pimpinan/atasan-bawahan.kelompok teladan(reference group,leader)-kelompok  anggota umum(membership group,rest of general publik).
c.    Kelas (class)
               Dalam proses perkembangan ke arah peningkatan derajat social,melalui pemenuhan kreteria ekonomi ilmu dan prestasi, seorang dapat berada dalam status sosial class,yaitu yang oleh Trorstein vablen ’The,leasure class’. Class ini, karena setiap harinya disibukan oleh kegiatan produktif, memerlukan ‘waktu senggang’. Dan dengan pengisian wktu senggang ini menjadi amat bermanfaat bagi perkembangan sosial,yaitu pencintaan sarana
Rekreasi, kesehatan dan kepariwisataan. Dan saling mengerti antara strata sosial yang ada.
d.    Kasta
             Adalah strafikasi sosial atas dasaar kepercayaan/religi,pada agama tertentu.
e.    Strafikasi sosial baru
             Sebenarnya apa yang di katakan jaspan mengenai ’The new sosial stratification’ sekarang dapat di sebut pelapisan lain lagi, yang kreterianya kompleks. Kehidupan ketatanegaraan, dalam usanya mencapai kesejahteraan sosial, muncul stratifikasi sosial yang oleh Astrid di sebut secara khusus sebagai stratifikasi kekuasaan, atau stratifikasi politik. Dengan kreteria kekuasaan politik yang berbeda-beda antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya,toh terdapat kesamaan oreantasi yaitu kekuasaan politik. Karena perbedaan sistim sosialnya, selama ini terdapat perbedaan operasional antara masyarakat yang sudah maju dengan masyarakat yang sedang membangun.
f.     Alienasi sosial
             Vablen mengemukakan sebuah stratifikasi sosial lain lagi sebelum sampai pada (social alienation). Ukuran strata ini adalah pada adanya kegemaran dan kenangan yang sama pada sejumlah individu,misalnya para penggemar wayang orang/wayang kulit di jakarta,yang dengan sendirinya akan berkumpul dan memisahkan dengan anggota masyarakat lainya,klub HD (Harley davidson).kelompok sebenarnya belum kreteria tertentu sebagai syarat tertentu.
 Pada kelompok ini faktor sosial rank tidak menjadi oreintasi,karna itu derajat soaial mereka amat/dapat bervariasi.
g.    Elite sosial
             Stratifikasi sosial ini merupakan hasil perkembangan sosial. Dinamika sosial memerlukan berbagai syarat,seperti kekayaan,ilmu pengetahuan,kedudukan,dan sebagainya.Dan siapa yang memiliki faktor itu,maka menjadi merasa berbeda dengan anggota masyarakat lainnya,mereka menjadi upper class. Mengenai ini WMP.Hofsteeds mengidentifikasikan masyarakat pedesaan di Jawa Barat,khususnya,Indonesia umumnya adanya dua strata,yaitu Elite Desa ,yakni Kepala Desa,Pegawai daerah /pusat ,Guru,tokoh politik dan tokoh agama serta petani kaya ,dan massa,yaitu petani menengah,buruh tani,pengrajin dan pedagang kecil(bakulan),sebagai ’lapisan bawah’.Oleh Selo Soemardjan para pimpinan informal(informal leader) seperti tokoh masyarakat,ulama dan sebagainya dimasukkan pula kedalam Elite Desa.
Dalam proses perkembangan/perubahan sosial dewasa ini adanya kedua strata sosial ini patut kita telaah secara cermat,karena tidak jarang memberikan pengaruh positif dan negatif terhadap masyarakat.Bagaimana pula halnya dengan para ’intelek desa’ atau para cerdik pandai yang (kebetulan) sedang berada didaerah pedesaan,seperti para mahasiswa yang tengah ber KKN.
Permasalahan sekitar stratifikasi sosial
            Masalah,atau lebih populer dengan istilah problem adalah merupakan gejala dan konsekuensi dari proses alam semesta,yang harus diluruskan daiarahkan sehingga tidak atau tidak makin menghambat pencapaiaan yang diharapkan oleh subjeknya.Secara sederhana,dapat digambarkan sebagai berikut”Need to change versus resistense for change become problem”. Dan jika dalam prosesnya dampaknya mengenai sebagian besar anggota masyarakat jadi dalam hal stratifikasi sosial mengenai anggota/individu lain strata,atau strata lainnya maka yang demikian digolongkan dalam masalah sosial,sosial problem.
Kesamaan Derajat
     Derajat adalah tingkatan seseorang menurut statusnya didalam masyarakat, derajat sosial terjadi akibat dari kedudukan sosial atau posisi sosial. Sejak dahulu kesamaan derajat adalah suatu hal yang sangat diidam-idamkan, khususnya oleh kelompok yang merasa tidak mendapatkan perlakuan yang baik dan adil dari masyarakat. Namun hal tersebut mengalami berbagai macam kendala disebabkan oleh pelapisan sosial yang dibuat oleh masyarakat itu sendiri. Pendapat umum telah bersimpati kepada sistem demokrasi yang bisa memecahkan masalah tersebut, paling tidak dari segi teori, namun ternyata kita banyak melihat berbagai kontradiksi dari prinsip semacam itu pada jaman sekarang ini. Misalnya para penentu kebijaksanaan yang seharusnya mendengarkan aspirasi rakyat tertindas malah membuat kebijakan dan siasat keji untuk kepentingan pribadi, ataupun golongan. Masyarakat umum juga bersimpati pada solusi supaya tercapai kesamaan derajat adalah melalui kesejahteraan ekonomi. Akan tetapi kontradiksi pun timbul misalnya dengan sistem kapitalisme seseorang hanya ingin menjadikan dirinya dan keluarganya saja yang sejahtera tanpa ada kepedulian sosial terhadap masyarakat disekitarnya.
     Pemuda
Telah kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah nilai. hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural daripada pengertian ini. Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karma pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
Ada beberapa kedudukan pemuda dalam pertanggungjawabannya atas tatanan masyarakat, antara lain:
a. Kemurnian idealismenya
b. Keberanian dan Keterbukaanya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan-gagasan yang baru
c. Semangat pengabdiannya
d. Sepontanitas dan dinamikanya
e. Inovasi dan kreativitasnya
f. Keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru
g. Keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan keperibadiannya yang mandiri
h. Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelevansikan pendapat, sikap dan tindakanya dengan kenyataan yang ada.
     Sosialisasi Pemuda
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui media pembelajaran dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dalam sosialisasi, antara lain: Proses Sosialisasi, Media Sosialisasi dan Tujuan Sosialisasi.
       Proses Sosialisasi
Istilah sosialisasi menunjuk pada semua factor dan proses yang membuat manusia menjadi selaras dalam hidup ditengah-tengah orang kain. Proses sosialisasilah yang membuat seseorang menjadi tahu bagaimana mesti ia bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari proses tersebut, seseorang akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya.
Semua warga negara mengalami proses sosialisasi tanpa kecuali dan kemampuan untuk hidup ditengah-tengah orang lain atau mengikuti norma yang berlaku dimasyarakat. Ini tidak datang begitu saja ketika seseorang dilahirkan, melainkan melalui proses sosialisasi. 
      Media Sosialisasi
• Orang tua dan keluarga
• Sekolah
• Masyarakat
• Teman bermain
• Media Massa.
      Tujuan Pokok Sosialisasi
•    Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di   masyarakat.
•    Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya. 
•    Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
•    Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.
      Internalisasi
Adalah proses norma-norma yang mencakup norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusional saja, akan tetapi mungkin norma-norma tersebut sudah mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat.
      Pendekatan Klasik tentang Pemuda 
Melihat bahwa muda merupakan masa perkembangan yang enak dan menarik. Kepemudaan merupakan suatu fase dalam pertumbuhan biologis seseorang yang bersifat seketika dan suatu waktu akan hilang dengan sendirinya, maka keanehan-keanehan yang menjadi ciri khas masa muda akan hilang sejalan dengan berubahnya usia.
Menurut pendekatan yang klasik ini, pemuda dianggap sebagai suatu kelompok yang mempunyai aspirasi sendiri yang bertentangan dengan aspirasi masyarakat. Selanjutnya munculah persoalan-persoalan frustasi dan kecemasan pemuda karena keinginan-keinginan mereka tidak sejalan dengan kenyataan. Dan timbulah konflik dalam berbagai bentuk proses. Di sinilah pemuda bergejolak untuk mencari identitas mereka.
     Dalam hal ini hakikat kepemudaan ditinjau dari dua asumsi pokok.
Penghayatan mengenai proses perkembangan manusia bukan sebagai suatu koninum yang sambung menyambung tetapi fragmentaris, terpecah-pecah dan setiap pragmen mempunyai arti sendiri-sendiri.
Asumsi wawasan kehidupan adalah posisi pemuda dalam arah kehidupan sendiri. Perbedaan antar kelompok-kelompok yang ada, antar generasi tua dan pemuda, misalnya hanya terletak pada derajat ruang lingkup tanggung jawabnya.
Generasi tua sebagai angkatan-angkatan yang lalu (passing generation) yang berkewajiban membimbing generasi muda sebagai generasi penerus. Dan generasi pemuda yang penuh dinamika hidup berkewajiban mengisi akumulator generasi tua yang mulai melemah, disamping memetik buah-buah pengalamannya, yang telah terkumpul oleh pengalamannya.
Pihak generasi tua tidak bisa menuntut bahwa merekalah satu-satunya penyelamat masyarakat dan dunia. Dana melihat generasi muda sebagai perusak tatanan sosial yang sudah mapan, sebaliknya generasi muda juga tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk memelihara dunia. Dengan demikian maka adanya penilaian yang baku (fixed standard) yang melihat generasi tua adalah sebagai ahli waris. Dari segala ukuran dan nilai dalam masyarakat, karena itu para pemuda menghakimi karena cenderung menyeleweng dari ukuran dan nilai tersebut karena tidak bisa diterima. Bertolak dari suatu kenyataan, bahwa bukan saja pemuda tapi generasi tua pun harus sensitif terhadap dinamika lingkungan dengan ukuran standard yang baik.
Dengan pendapat di atas jelas kiranya bahwa pendekatan ekosferis mengenai pemuda, bahwa segala jenis ”kelainan” yang hingga kini seolah-olah menjadi hak paten pemuda akan lebih dimengerti sebagai suatu keresahan dari masyarakat sendiri sebagai keseluruhan. Secara spesifiknya lagi, gejolak hidup pemuda dewasa ini adalah respon terhadap lingkungan yang kini berubah dengan cepat.
      Pemuda dan Identitas
Telah kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah dan merupakan beban modal bagi para pemuda. Tetapi di lain pihak pemuda juga menghadapi pesoalan seperti kenakalan remaja, ketidakpatuhan kepada orang tua, frustasi, kecanduan narkotika, masa depan suram. Semuanya itu akibat adanya jurang antara keinginan dalam harapan dengan kenyataan yang mereka hadapi.
Kaum muda dalam setiap masyarakat dianggap sedang mengalami apa yang dinamakan ”moratorium”. Moratorium adalah masa persiapan yang diadakan masyarakat untuk memungkinkan pemuda-pemuda dalam waktu tertentu mengalami perubahan.
Menurut pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda bahwa generasi muda dapat dilihat dari berbagai aspek sosial, yakni:
1. Sosial psikologi
2. sosial budaya
3. sosial ekonomi
4. sosial politik
Masalah-masalah yang menyangkut generasi muda dewasa ini adalah:
a. Dirasakan menurunnya jiwa nasionalisme, idealisme dan patriotisme di kalangan generasi muda
b. Kekurang pastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya
c. Belum seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia
d. Kurangnya lapangan dan kesempatan kerja.
e. Kurangnya gizi yang dapat menghambat pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasan 
f. Masih banyaknya perkawinan-perkawinan di bawah umur
g. Adanya generasi muda yang menderita fisik dan mental
h. Pergaulan bebas 
i. Meningkatnya kenakalan remaja, penyalahagunaan narkotika
j. Belum adanya peraturan perundang-undangan yang mengangkut generasi muda.
Peran pemuda dalam masyarakat:
a. Peranan pemuda yang didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
b. Peranan pemuda yang menolak unsur menyesuaikan diri dengan lingkungannya
c. Asas edukatif
d. Asas persatuan dan kesatuan bangsa
e. Asas swakarsa
f. Asas keselarasan dan terpadu
g. Asas pendayagunaan dan fungsionaliasi
Arah Pembinaan Dan Pengembangan Generasi Muda
Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda ditunjukan pada pembangunan yang memiliki keselarasn dan keutuhan antara ketiga sumbu orientasi hidupnya yakni.
a. Orientasi ke atas kepada Tuhan Yang Masa Esa.
b. Orientasi dalam dirinya sendiri
c. Orientasi ke luar hidup di lingkungan
Peranan mahasiswa dalam masyarakat
Agen of change
Dimana mahasiswa sebagai agen dari suatu perubahan yang diharapkan dalam rangka kemajuan bangsa. Dilakukan dengan memperjuangkan hak-hak rakyat kecil dan miskin, mengembalikan nilai-nilai kebenaran yang diselewengkan oleh oknum-oknum elit. “Dalam perubahan ini mahasiswa harus menjadi garda terdepan,” tambahnya.
Agen of development
mengembangkan dan mempertahankan perubahan yang telah dicapai itulah satu makna dari jati diri ini. untuk memiliki jatidiri ini seorang mahasiswa harus memiliki keyakinan yang kuat bahwa dirinya mampu menjadi inisiator perubahan masyarakatnya. keyakinan yang kuat itu akan terpancar sebagi aura perubahan dalam setiap aktivitas yang dilakukan mahasiswa baik sebagai individu maupun sebagai komunal. agent of Development juga berari bahwa seorang mahasiswa sebagai manusia pembelajar. mengembangkan kompetensi diri sebagai agen perubahan. untuk yang pertama kita akan dapatkan di bangku kuliah. tapi yang kedua tak akan kita dapatkan di ruang kelas kecuali kita menengok dan berkunjung ke tengah-tengah masyarakat.
Agen of modernization
karena itu pembangunan adalah penggantian yang lama dengan yang baru, yang telah diperhitungkan oleh keadaan sekitarnya, maka mahasiswa berkewajiban untuk ikut serta dalam derap pembangunan. Disamping itu mahasiswa bertugas sebagai pelopor pembangunan sehingga perlu difikirkan kesesuaian macam pembaruan dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Meskipun hal-hal baru itu tidak selalu membawa kebahagiaan kepada masyarakat, bahkan kadang-kadang dapat menjerumuskan masyarakat ketingkat kehidupan yang kurang baik. Oleh karena itu mahasiswa yang telah dibekali ilmu pengetahuan tang tinggi hendaknya dapat memilih mana-mana yang perlu diubah dan tidak perlu diubah disamping itu perlu dipikirkan keikutsertaan masyarakat dalm pembaharuan tersebut. Dengan demikian, hasilnya akan seperti yang diharapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar