Senin, 25 Juni 2012

keindahan


Keindahan
2. Pengertian Keindahan dari Luasnya Sudut Pandang
Menurut luasnya sudut pandang keindahan dapat dibedakan atas:
1.     Keindahan dalam arti luas.
The Liang Gie menjelaskan bahwa keindahan dalam arti luas mengandung pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan.. Jadi pengertian yang seluas-luasnya meliputi :
·      keindahan seni
·      keindahan alam
·      keindahan moral
·      keindahan intelektual.
2.     Keindahan dalam arti estetik murni.
Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik seorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya
3.     Keindahan dalam arti terbatas dalam hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut benda – benda yang dapat diserap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. Keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengamat.
III.3. Pengertian Keindahan Menurut Para Ahli
Filsuf dewasa ini merumuskan keindahan sebagai kesatuan hubungan yang terdapat antara pencerapan-pencerapan inderawi kita (beauty is unity of formal relations of our sense perceptions). Sebagian filsuf lain menghubungan pengertian keindahan dengan ide kesenangan (pleasure), yang merupakan sesuatu yang menyenangkan terhadap penglihatan atau pendengaran. Filsuf abad pertengahan Thomas Aquinos (1225-1274) mengatakan, bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
Berikut adalah beberapa pendapat ahli tentang keindahan :
1.    Keindahan adalah sesuatu yang rnendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat (Tolstoy).
2.    Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sarna lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri. Atau, beauty is an order of parts in their manual relations and in their relation to the whole (Baumgarten).
3.    Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik ciptaan itu belurn indah. Keindahan harus dapat memupuk perasaan moral. Jadi ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral (Sulzer).
4.    Keindahan dapat terlepas sarna sekali dari kebaikan (Winehelmann).
5.    Yang indah adalah yang rnemiliki proporsi yang harmonis. Karena proporsi yang harrnonis itu nyata, maka keindahan itu dapat disamakan dengan kebaikan. Jadi, yang indah adalah nyata dan yang nyata adalah yang baik (Shaftesbury). .
6.    Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang (Hume).
7.    Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak memberikan pengalaman yang menyenangkan (Hemsterhuis).
III.4. Nilai Estetik dari Sebuah Keindahan
Kata estetika berasal dari kata Aesthesis yang artinya perasaan atau sensitivitas, karena memang pada awalnya pengertian ini berhubungan dengan lidah dan perasaan. Dalam pengertian teknis, Estetika adalah ilmu keindahan atau ilmu yang mempelajari keindahan, kecantikan secara umum. Pengertian ini berdasarkan pada perasaan bila kita memandang sesuatu obyek dan obyek itu dapat memberikan rasa senang, puas dan sebagainya yang sejalurdengan kata tersebut, maka dapat dikatakan obyek yang dipandang itu mengandung keindahan. Dalam perkembangannya, pengertian ini, kemudian berubah meluas, tidak lagi berkaitan dengan lidah dan perasaan, tetapi berhubungan dengan pikiran, etika dan logika. Teori The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut Nilai Estetik.
Dalam bidang filsafat, istilah nilai seringkali dipakai sebagai suatu kata benda abstrak yang berarti keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness). Dalam dictionary of sociology and related sciences diberikan perumusan tentang value (nilai) sebagai berikut :“The believed capacity of any object to satisfy a human desire. The quality of any abject which causes it to be on interest to an individual or a group”. ( kemampuan yang dipercaya ada pada sesuatu benda untuk memuaskan suatu keinginan manusia. Sifat dari sesuatu benda yang menyebabkan menarik minat seseorang atau sesuatu golongan). Hal itu berarti, bahwa nilai ini adalah semata-mata adalah realita psikologi yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada hendaknya itu sendiri. Nilai itu dianggap terdapat pada suatu benda sampai terbukti letak kebenarannya. Tentang nilai itu ada yang membedakan antara nilai subjektif dan objektif, atau ada yang membedakan nilai perseorangan dan nilai kemasyarakatan.
III.5. Macam – macam Nilai Estetik dari sebuah Keindahan
1.     Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (instrumental/contributory value), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu.
2.     Nilai instrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri.
Contoh :
·       Puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, bait, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik. Sedangkan pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai instrinsik.
·       Tari, tarian Damarwulan-minakjinggo suatu tarian yang halus dan kasar dengan segala macam jenis pakaian dan gerak-geriknya. Tarian itu merupakan nilai ekstrinsik, sedangkan pesan yang ingin disampaikan oleh tarian itu ialah kebaikan melawan kejahatan merupakan nilai instrinsik.
III.6. KONTEMPLASI DAN EKSTANSI
Keindahan dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang didasarkan pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi.
1.    Kontemplasi
Adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Suatu proses bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai makna, manfaat, dan tujuan, atau niat hasil penciptaan. Disamping itu seni menurut waetaknya akan berpadu dengan keindahan karena itu menurut logika deduktiv dapat dikatakan bahwa keindahan dalam seni juuga harus di kontemplasikan.
2.    Ekstansi
Adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah. Apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah.
III.7. Alasan Manusia Menciptakan Keindahan
Keindahan pada dasarya bersifat adalah alamiah. Alam ciptaan Tuhan. lni berarti bahwa keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar, tidak berlebihan tidak pula kurang. Kalau pelukis melukis wanita lebih cantik dari keadaan sebenamya, justru tidak indah. Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral, mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan banyak lagi lainnya. Berikut adalah tujuan manusia menciptakan keindahan :
1.    Tata Nilai yang Telah Usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa.
2.    Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai kemanusiaan ditandai dengan kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual.
3.    Penderitaan Manusia
Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa. serakah, tidak berhati-hati dan sebagainya. Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi kemanusiaan.
4.    Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu. Seindah-indah tiruan terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan ciptaan Tuhan itu sendiri.
III.8. Makna Keindahan dan Macam – macam Pengelompokan Keindahan
Apa itu keindahan? kita tidak bisa mengetahui arti keindahan, samapai kita dapat mengagumi keindahan itu sendiri dan mengagumi yang menciptakan keindahan. ada yang berpendapat, keindahan adalah keserasian ciptaan, harmoni dan keselarasanya. ada juga yang memiliki keserasian, tetapi belum bisa disebut indah. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan itu terangkum dalam beberapa hal seperti keceriaan, keelokan, kebagusan bentuk dan kelembutan.
Melihat demikian beragamanya pengertian keindahan, sebenarnya, kita bisa menempatkannya dalam kelompok-kelompok pengertian tersendiri, Adapun pengelompokan-pengelompokan yang bisa kita buat adalah sebagai berikut :
1.    Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada titik pijak atau landasannya.
Dalam hal ini ada dua pengertian keindahan, yaitu yang bertumpu pada obyek dan subyek, Yang pertama, yaitu keindahan yang obyektif, adalah keindahan yang memang ada pada obyeknya sementara kita sebagaimana mestinya. Sedang yang kedua; yang disebut keindahan subyektif; adalah keindahan yang biasanya ditinjau dari segi subyek yang melihat dan menghayatinya. Di sini keindahan diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat menimbulkan rasa senang pada diri si penikmat dan penghayat (subyek) tanpa dicampuri keinginan-keinginan yang bersifat praktis, atau kebutuhan·kebutuhan pribadi si penghayat.
2.    Pengelompokan pengertian keindahan dengan berdasar pada cakupannya.
Bertitik tolak dari landasan ini kita bisa membedakan antara keindahan sebagai kualitas abstrak dan keindalan sebagai sebuah benda tertentu yang memang indah. Perbedaan semacam ini lebih tampak, misalnya dalam penggunaan bahasa Inggris yang mengenalnya istilah beauty untuk keindahan yang pertama, dan istilah The Beautiful untuk pengertian yang kedua, yaitu benda atau hal·hal tertentu yang memang indah.
3.    Pengelompokan pengertian keindahan berdasar luas-sempitnya.
Dalam pengelompokan ini kita bisa membedakan antara pengertian keindahan dalam arti luas, dalam arti estetik murni, dan dalam arti yang terbatas. Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie, mengandung gagasan tentang kebaikan. Untuk ini bisa dilihat misalnya dari pemikiran Plato, yang menyebut adanya watak yang indah dan hukum yang indah: Aristoteles yang melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan
Dari apa yang dikemukakan di atas, ada hal bisa kita petik, yaitu: Pertama, keindahan menyangkut persoalan filsafati, sehingga jawaban terhadap apa itu keindahan sudah barang tentu bisa bermacam-macam. Kedua, keindahan sebagai pengertian mempunyai makna yang relatif, yaitu sangat tergantung kepada subyeknya.
Pengertian keindahan tidak hanya terbatas pada kenikmatan penglihatan semata-mata, tetapi sekaligus kenikmatan spiritual. Itulah sebabnya Al-Ghazali memasukkan nilai-nilai spiritual, moral dan agama sebagai unsur-unsur keindahan, di samping sudah . barang. tentu unsur-unsur yang lain.

III.9. RENUNGAN
Renungan berasal dari kata renung yang berarti berdiam diri memikirkan sesuatu secara mendalam dalam rangka memperbaiki diri dari tingkah laku yang kurang indah yang merupakan siatu bentuk koreksi diri. Merenung juga bisa berari mengevaluasi  diri dari berbagai kesalahan, kealpaan dan dosa, baik itu terhadap  orang lain maupun Tuhan. Sedangkan merenung dalam rangka mengevaluasi pengetahuan yang dimiliki disebut berfilsafat. Pemikiran kefilsafatan mempunyai karakteristik tersendiri yaitu :
1.    Menyeluruh artinya mengunakan seluruh pengetahuan yang dimiliki, bukan hanya ditinjau dari sudut pandanfan tertentu. Pemikiran kefilsafatan ingin mengetahui hubungan antara ilmu yang satu dengan ilmu-ilmu lain, hubungan ilmu dengan moral seni dan tujuan hidup.
2.    Mendasar artinya berpikir sampai pada akar permasalahanya sampai kepada hasil yang fundamentas (ke luar gejala). Sehingga dapat dijadikan dasar berpijak bagi segenap bidang keilmuan.
3.    Spekulatif artinya pemikirannya dapat dijadikan dasar bagi pemikiran-pemikiran selanjutnya. Hasil pemikirannya selalu dimaksudkan sebagai dasar untuk menjelajah wilayah pengetahuan yang baru.
Renungan yang berhubungan dengan keindahan didasarkan atas tiga teori yaitu ;
a.   Teori pengungkapan, seni merupakan pengungkapan kesan kesan keindahan
b.   Teori metafisika, seni merupakan duni tiruan dari suatu realitas
c.   Teori Psikologi menyatakan bahwa proses penciptaa seni adalah pemenuhan keinginan bahwa sadar seorang seniman
III.10.KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan,ukuran dan seimbang.
III.11. KEHALUSAN
Kehalusan berasal dari kata halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus. Halus itu berarti suatu sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil maupun dalam masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar atau sikap orang-orang yang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku sikap orang yang sedang bermusuhan. Oleh karena itu kehalusan dapat menunjukan nilai keindahan seseorang dan sikap kasar bisa mengurangi nilai keindahan dari seseorang.
Kehalusan dalam bertingkah laku berhubungan dengan perbuatan lemah lembut, sopan santun, dan budi pekerti yang baik. Manusia yang tidak memiliki kehalusan dalam tingkah laku dapat membawa kearah hipokrit, munafik, tidak bertangung jawab, fiodal, kamuflase, berwatak plin plan, boros, tukang tipu dll. Dengan demikian sikap halus atau lembut  merupakan gambaran yang tulus serta cinta kasih terhadap sesama. Sikap halus harus dimulai dari keluarga karna dari sinilah akan mampu diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat, hingga bisa mewujudkan ketentraman dan kesejahtraan. Jadi pada intinya kehalusan seseorang dalam bertingkah laku sangat menekankan pada kejujuran, kesetian, kesopan dan keramahtamahan.
III.12. Hubungan Antara Manusia dan Keindahan
Persepsi manusia terhadap keindahan antara yang satu dengan yang lain itu tidak sama. Sebab persepsi manusia terhadap keindahan sangat ditentukan oleh daya penggerak yang menjadi sumber kehendak atau keinginan terhadap keindahan itu sendiri. Persepsi keindahan yang muncul dari akal dan budi dapatlah disebut keindahan alam arti yang sebenarnya; sedangkan keindahan yang muncul dalam dorongnan nafsu merupakan Keindahan Semu. Keindahan seperti itu tentu saja tidak akan diterima oleh “Kemanusiaan”manusia, yaitu akal dan budi, karena keindahan seperti itu bukannya untuk menyempurnakan “Kemanusiaan manusia”, melainkan justru sebaliknya. Berbicara tentang keindahan tak akan lepas dari pengertian Objektif maupun Subjektif. Artinya ada Keindahan Objektif dan Keindahan Subjektif. Secara asasi keindahan Objektif, ada pada sesuatu benda atau barang. Sifatnya abadi dan universal, selama benda itu belum berubah dari keadaan semula. Keindahan yang abadi tidak terikat oleh waktu dan perkembangan mode. Disenangi atau tidak ia tetap ada. Keindahan objektif tidak tergantung kepada asas kegunaan (manfaat) lahiriah ataupun yang bersifat material. Keindahan subjektif sangat bergantung kepada selera perorangan, karena sangat relatif. Ia bersumber dari asas kegunaan benda tadi bagi masing-masing individu. Jadi sangat relatif. Artinya sebuah benda sangat bermanfaat bagi seseorang, namun bagi orang lain tidak berguna, bahkan mungkin sangat tidak disenangi. Menurut John Keats, keindahan objektif disamakan dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran, dan kebenaran adalah keindahan. Sebab keduanya memiliki nilai yang sama, yaitu Universal dan Abadi. Disamping itu juga mempunyai daya tarik yang selalu bertambah jelasnya tidak ada keindahan jika tidak mengandung kebenaran, dan yang tidak mengandung kebenaran tidak indah. Supaya orang tidak terjerumus kedalam “keindahan semu” maka orang itu selalu mempertemukan keindahan subjektif dengan keindahan objektif. Orang itu harus berupaya mempertemukan selera atau minat orang yang bersangkutan dengan selera atau minat akal budinya. Seseorang disebut sebagai orang yang berpribadi mulia, bila orang tadi memiliki rasa keindahan atau minatnya terhdap keindahan cenderung kepada keindahan objektif.

pelapisan dan pemuda

 Pelapisan Sosial
Pelapisan sosial diterjemahkan dari Bahasa Inggris stratification berasal dari kata strata atau stratum yang artinya pelapisan, dan social artinya masyarakat, yaitu suatu kiasan untuk menggambarkan bahwa dalam tiap kelompok terdapat perbedaan kedudukan dari seseorang yang berkedudukan tinggi sampai yang berkedudukan rendah, seolah-olah merupakan lapisan yang berlapis-lapis dari atas ke bawah.
Masyarakat kita secara keseluruhan membedakan berbagai kedudukan menurut suatu skala tinggi rendah kedudukan yang mengakibatkan adanya sejumlah lapisan sosial yang meliputi seluruh masyarakat. Suatu lapisan sosial terdiri dari sejumlah kedudukan resmi atau tidak resmi, yang dianggap sama tinggi atau sama rendah tingkatannya. Orang yang dianggap menempati kedudukan yang lebih tinggi daripada kedudukan tertentu dianggap mempunyai gengsi atau prestise, dan yang lebih tinggi diperlakukan sesuai dengan kedudukannya.
Sebab Terjadinya Pelapisan Sosial
a. Terjadi dengan sendirinya
Proses ini berjalan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat itu sendiri. Adapun orang-orang yang menduduki lapisan tertentu dibentuk bukan berdasarkan atas kesengajaan yang disusun sebelumnya oleh masyarakat itu, tetapi berjalan secara alamiah dengan sendirinya. Pada pelapisan yang terjadi dengan sendirinya, kedudukan seseorang secara otomatis berada pada suatu strata atau pelapisan, misalnya karena usia tua, memiliki kepandaian yang lebih atau sakti.
b. Terjadi dengan disengaja
Sistem pelapisan yang disusun secara sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama. Di dalam sistem pelapisan ini ditentukan secara jelas dan tegas mengenai adanya wewenang dan kekuasaan yang diberikan kepada seseorang. Sistem pelapisan yang dibentuk secara sengaja ini dapat kita lihat misalnya dalam organisasi pemerintahan, parpol, perusahaan besar dll, ringkasnya di dalam organisasi formal.
Cara Mendapatkan Status Sosial
a. Ascribed status
    Yaitu kedudukan seseorang yang didapat dengan sendirinya. Misalnya golongan-golongan berdasar jenis kelamin, tingkat umur dsb. Atau dengan kata lain seseorang dapat mencapai suatu kedudukan dengan sendirinya karena ia dilahirkan dalam golongan tertentu, misalnya seorang anak raja.

b. Achieved status 
    Yaitu kedudukan seseorang yang didapat dengan cara berusaha atau berjuang, misalnya sebagai pimpinan parpol, guru, dosen, dsb. Boleh juga misalnya seorang guru berjuang
menjadi profesor atau buruh menjadi majikan.
Ukuran untuk Menggolongkan Anggota Masyarakat dalam suatu Golongan tertentu
    a. Kekayaan.
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, barang siapa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.
 b. Kekuasaan.
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
 c. Kehormatan.
kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepadamasyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.
   d. Ilmu pengetahuan.
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.
sifat stratifikasi sosial
Sifat-sifat yang mungkin terjasi pada stratifikasi sosial yaitu :
a)    Stratifikasi terbuka (open stratification)
Seperti kaya dan miskin, miskin menjadi kaya, tidak pandai menjadi pandai dan sebaliknya.
b)    Stratifikasi tertutup (closed stratification)
Seperti jenis kelamin, kaya, dan sebagainya.
fungsi stratifikasi sosial
Kisley david menunjukan beberapa fungsi stratifikasi sosial yaitu sebagai berikut:
1.    Menjelaskan kedudukan dan fungsi seseorang
2.    Menenjukan pada siapa dan antara siapa interaksi sosial harus berlangsung
3.    Menegaskan prestasi dan imbalan prestasi bagi tiap stratifikasi sosial
faktor atau kreteria penentuan suatu stratifikasi sosial
 Indikator bagi adanya strafikasi sosial menurut Richard centers adalah adanya rasa dan kesadaran pada para anggota masyarakat akan kesamaan identitas,kesamaan latar belakang seperti telah dikutip di atas.dan akan menjadi tajam adanya statifikasi sosial,jika terdapat simbol dan sistem yang diikuti oleh individu-individu dalam suatu kelompok. Jelasnya bagi seorang individu yang hendak masuk menjadi bagian dri suatu stratifikasi di perlukan persyaratan-persyaratan tertentu yang ketat. Bahkan persyaratan yang tidak  mungkin  di penuhi, misalnya kasta,ningrat. Adapun faktor/kreteria tersebut dapat berupa faktor biologis fisis, sesperti jenis kelamin, usia postur tubuh dan sebagainya; faktor non biologis,seperti kedudukan,peranan sosial,kekuasaan,pendidikan/ilmu,ekonomi, kepercayaan/religi dan sebagainya.
Dari faktor-faktor tersebut di kenal berbagai strata sosial yang kreterianya berbeda-beda. Mari kita bahas satu persatu sebagai species (bagian) dari genus stratifikasi sosial.
a.    Kelompok faktor fisis
             Karena faktor/kreterianya fisis, seperti jenis kelamin tampang dan lain sebagainya.
b.    kelompok faktor kedudukan/status sosial
              pimpinan/atasan-bawahan.kelompok teladan(reference group,leader)-kelompok  anggota umum(membership group,rest of general publik).
c.    Kelas (class)
               Dalam proses perkembangan ke arah peningkatan derajat social,melalui pemenuhan kreteria ekonomi ilmu dan prestasi, seorang dapat berada dalam status sosial class,yaitu yang oleh Trorstein vablen ’The,leasure class’. Class ini, karena setiap harinya disibukan oleh kegiatan produktif, memerlukan ‘waktu senggang’. Dan dengan pengisian wktu senggang ini menjadi amat bermanfaat bagi perkembangan sosial,yaitu pencintaan sarana
Rekreasi, kesehatan dan kepariwisataan. Dan saling mengerti antara strata sosial yang ada.
d.    Kasta
             Adalah strafikasi sosial atas dasaar kepercayaan/religi,pada agama tertentu.
e.    Strafikasi sosial baru
             Sebenarnya apa yang di katakan jaspan mengenai ’The new sosial stratification’ sekarang dapat di sebut pelapisan lain lagi, yang kreterianya kompleks. Kehidupan ketatanegaraan, dalam usanya mencapai kesejahteraan sosial, muncul stratifikasi sosial yang oleh Astrid di sebut secara khusus sebagai stratifikasi kekuasaan, atau stratifikasi politik. Dengan kreteria kekuasaan politik yang berbeda-beda antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya,toh terdapat kesamaan oreantasi yaitu kekuasaan politik. Karena perbedaan sistim sosialnya, selama ini terdapat perbedaan operasional antara masyarakat yang sudah maju dengan masyarakat yang sedang membangun.
f.     Alienasi sosial
             Vablen mengemukakan sebuah stratifikasi sosial lain lagi sebelum sampai pada (social alienation). Ukuran strata ini adalah pada adanya kegemaran dan kenangan yang sama pada sejumlah individu,misalnya para penggemar wayang orang/wayang kulit di jakarta,yang dengan sendirinya akan berkumpul dan memisahkan dengan anggota masyarakat lainya,klub HD (Harley davidson).kelompok sebenarnya belum kreteria tertentu sebagai syarat tertentu.
 Pada kelompok ini faktor sosial rank tidak menjadi oreintasi,karna itu derajat soaial mereka amat/dapat bervariasi.
g.    Elite sosial
             Stratifikasi sosial ini merupakan hasil perkembangan sosial. Dinamika sosial memerlukan berbagai syarat,seperti kekayaan,ilmu pengetahuan,kedudukan,dan sebagainya.Dan siapa yang memiliki faktor itu,maka menjadi merasa berbeda dengan anggota masyarakat lainnya,mereka menjadi upper class. Mengenai ini WMP.Hofsteeds mengidentifikasikan masyarakat pedesaan di Jawa Barat,khususnya,Indonesia umumnya adanya dua strata,yaitu Elite Desa ,yakni Kepala Desa,Pegawai daerah /pusat ,Guru,tokoh politik dan tokoh agama serta petani kaya ,dan massa,yaitu petani menengah,buruh tani,pengrajin dan pedagang kecil(bakulan),sebagai ’lapisan bawah’.Oleh Selo Soemardjan para pimpinan informal(informal leader) seperti tokoh masyarakat,ulama dan sebagainya dimasukkan pula kedalam Elite Desa.
Dalam proses perkembangan/perubahan sosial dewasa ini adanya kedua strata sosial ini patut kita telaah secara cermat,karena tidak jarang memberikan pengaruh positif dan negatif terhadap masyarakat.Bagaimana pula halnya dengan para ’intelek desa’ atau para cerdik pandai yang (kebetulan) sedang berada didaerah pedesaan,seperti para mahasiswa yang tengah ber KKN.
Permasalahan sekitar stratifikasi sosial
            Masalah,atau lebih populer dengan istilah problem adalah merupakan gejala dan konsekuensi dari proses alam semesta,yang harus diluruskan daiarahkan sehingga tidak atau tidak makin menghambat pencapaiaan yang diharapkan oleh subjeknya.Secara sederhana,dapat digambarkan sebagai berikut”Need to change versus resistense for change become problem”. Dan jika dalam prosesnya dampaknya mengenai sebagian besar anggota masyarakat jadi dalam hal stratifikasi sosial mengenai anggota/individu lain strata,atau strata lainnya maka yang demikian digolongkan dalam masalah sosial,sosial problem.
Kesamaan Derajat
     Derajat adalah tingkatan seseorang menurut statusnya didalam masyarakat, derajat sosial terjadi akibat dari kedudukan sosial atau posisi sosial. Sejak dahulu kesamaan derajat adalah suatu hal yang sangat diidam-idamkan, khususnya oleh kelompok yang merasa tidak mendapatkan perlakuan yang baik dan adil dari masyarakat. Namun hal tersebut mengalami berbagai macam kendala disebabkan oleh pelapisan sosial yang dibuat oleh masyarakat itu sendiri. Pendapat umum telah bersimpati kepada sistem demokrasi yang bisa memecahkan masalah tersebut, paling tidak dari segi teori, namun ternyata kita banyak melihat berbagai kontradiksi dari prinsip semacam itu pada jaman sekarang ini. Misalnya para penentu kebijaksanaan yang seharusnya mendengarkan aspirasi rakyat tertindas malah membuat kebijakan dan siasat keji untuk kepentingan pribadi, ataupun golongan. Masyarakat umum juga bersimpati pada solusi supaya tercapai kesamaan derajat adalah melalui kesejahteraan ekonomi. Akan tetapi kontradiksi pun timbul misalnya dengan sistem kapitalisme seseorang hanya ingin menjadikan dirinya dan keluarganya saja yang sejahtera tanpa ada kepedulian sosial terhadap masyarakat disekitarnya.
     Pemuda
Telah kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah nilai. hal ini merupakan pengertian idiologis dan kultural daripada pengertian ini. Di dalam masyarakat pemuda merupakan satu identitas yang potensial sebagai penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi pembangunan bangsanya karma pemuda sebagai harapan bangsa dapat diartikan bahwa siapa yang menguasai pemuda akan menguasai masa depan.
Ada beberapa kedudukan pemuda dalam pertanggungjawabannya atas tatanan masyarakat, antara lain:
a. Kemurnian idealismenya
b. Keberanian dan Keterbukaanya dalam menyerap nilai-nilai dan gagasan-gagasan yang baru
c. Semangat pengabdiannya
d. Sepontanitas dan dinamikanya
e. Inovasi dan kreativitasnya
f. Keinginan untuk segera mewujudkan gagasan-gagasan baru
g. Keteguhan janjinya dan keinginan untuk menampilkan sikap dan keperibadiannya yang mandiri
h. Masih langkanya pengalaman-pengalaman yang dapat merelevansikan pendapat, sikap dan tindakanya dengan kenyataan yang ada.
     Sosialisasi Pemuda
Sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui media pembelajaran dan penyesuaian diri, bagaimana bertindak dan berpikir agar ia dapat berperan dan berfungsi, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Ada beberapa hal yang perlu kita ketahui dalam sosialisasi, antara lain: Proses Sosialisasi, Media Sosialisasi dan Tujuan Sosialisasi.
       Proses Sosialisasi
Istilah sosialisasi menunjuk pada semua factor dan proses yang membuat manusia menjadi selaras dalam hidup ditengah-tengah orang kain. Proses sosialisasilah yang membuat seseorang menjadi tahu bagaimana mesti ia bertingkah laku ditengah-tengah masyarakat dan lingkungan budayanya. Dari proses tersebut, seseorang akan terwarnai cara berpikir dan kebiasaan-kebiasaan hidupnya.
Semua warga negara mengalami proses sosialisasi tanpa kecuali dan kemampuan untuk hidup ditengah-tengah orang lain atau mengikuti norma yang berlaku dimasyarakat. Ini tidak datang begitu saja ketika seseorang dilahirkan, melainkan melalui proses sosialisasi. 
      Media Sosialisasi
• Orang tua dan keluarga
• Sekolah
• Masyarakat
• Teman bermain
• Media Massa.
      Tujuan Pokok Sosialisasi
•    Individu harus diberi ilmu pengetahuan (keterampilan) yang dibutuhkan bagi kehidupan kelak di   masyarakat.
•    Individu harus mampu berkomunikasi secara efektif dan mengenbangkankan kemampuannya. 
•    Pengendalian fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat.
•    Bertingkah laku secara selaras dengan norma atau tata nilai dan kepercayaan pokok ada pada lembaga atau kelompok khususnya dan pada masyarakat umum.
      Internalisasi
Adalah proses norma-norma yang mencakup norma-norma kemasyarakatan yang tidak berhenti sampai institusional saja, akan tetapi mungkin norma-norma tersebut sudah mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat.
      Pendekatan Klasik tentang Pemuda 
Melihat bahwa muda merupakan masa perkembangan yang enak dan menarik. Kepemudaan merupakan suatu fase dalam pertumbuhan biologis seseorang yang bersifat seketika dan suatu waktu akan hilang dengan sendirinya, maka keanehan-keanehan yang menjadi ciri khas masa muda akan hilang sejalan dengan berubahnya usia.
Menurut pendekatan yang klasik ini, pemuda dianggap sebagai suatu kelompok yang mempunyai aspirasi sendiri yang bertentangan dengan aspirasi masyarakat. Selanjutnya munculah persoalan-persoalan frustasi dan kecemasan pemuda karena keinginan-keinginan mereka tidak sejalan dengan kenyataan. Dan timbulah konflik dalam berbagai bentuk proses. Di sinilah pemuda bergejolak untuk mencari identitas mereka.
     Dalam hal ini hakikat kepemudaan ditinjau dari dua asumsi pokok.
Penghayatan mengenai proses perkembangan manusia bukan sebagai suatu koninum yang sambung menyambung tetapi fragmentaris, terpecah-pecah dan setiap pragmen mempunyai arti sendiri-sendiri.
Asumsi wawasan kehidupan adalah posisi pemuda dalam arah kehidupan sendiri. Perbedaan antar kelompok-kelompok yang ada, antar generasi tua dan pemuda, misalnya hanya terletak pada derajat ruang lingkup tanggung jawabnya.
Generasi tua sebagai angkatan-angkatan yang lalu (passing generation) yang berkewajiban membimbing generasi muda sebagai generasi penerus. Dan generasi pemuda yang penuh dinamika hidup berkewajiban mengisi akumulator generasi tua yang mulai melemah, disamping memetik buah-buah pengalamannya, yang telah terkumpul oleh pengalamannya.
Pihak generasi tua tidak bisa menuntut bahwa merekalah satu-satunya penyelamat masyarakat dan dunia. Dana melihat generasi muda sebagai perusak tatanan sosial yang sudah mapan, sebaliknya generasi muda juga tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk memelihara dunia. Dengan demikian maka adanya penilaian yang baku (fixed standard) yang melihat generasi tua adalah sebagai ahli waris. Dari segala ukuran dan nilai dalam masyarakat, karena itu para pemuda menghakimi karena cenderung menyeleweng dari ukuran dan nilai tersebut karena tidak bisa diterima. Bertolak dari suatu kenyataan, bahwa bukan saja pemuda tapi generasi tua pun harus sensitif terhadap dinamika lingkungan dengan ukuran standard yang baik.
Dengan pendapat di atas jelas kiranya bahwa pendekatan ekosferis mengenai pemuda, bahwa segala jenis ”kelainan” yang hingga kini seolah-olah menjadi hak paten pemuda akan lebih dimengerti sebagai suatu keresahan dari masyarakat sendiri sebagai keseluruhan. Secara spesifiknya lagi, gejolak hidup pemuda dewasa ini adalah respon terhadap lingkungan yang kini berubah dengan cepat.
      Pemuda dan Identitas
Telah kita ketahui bahwa pemuda atau generasi muda merupakan konsep-konsep yang selalu dikaitkan dengan masalah dan merupakan beban modal bagi para pemuda. Tetapi di lain pihak pemuda juga menghadapi pesoalan seperti kenakalan remaja, ketidakpatuhan kepada orang tua, frustasi, kecanduan narkotika, masa depan suram. Semuanya itu akibat adanya jurang antara keinginan dalam harapan dengan kenyataan yang mereka hadapi.
Kaum muda dalam setiap masyarakat dianggap sedang mengalami apa yang dinamakan ”moratorium”. Moratorium adalah masa persiapan yang diadakan masyarakat untuk memungkinkan pemuda-pemuda dalam waktu tertentu mengalami perubahan.
Menurut pola dasar pembinaan dan pengembangan generasi muda bahwa generasi muda dapat dilihat dari berbagai aspek sosial, yakni:
1. Sosial psikologi
2. sosial budaya
3. sosial ekonomi
4. sosial politik
Masalah-masalah yang menyangkut generasi muda dewasa ini adalah:
a. Dirasakan menurunnya jiwa nasionalisme, idealisme dan patriotisme di kalangan generasi muda
b. Kekurang pastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya
c. Belum seimbangnya jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan yang tersedia
d. Kurangnya lapangan dan kesempatan kerja.
e. Kurangnya gizi yang dapat menghambat pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasan 
f. Masih banyaknya perkawinan-perkawinan di bawah umur
g. Adanya generasi muda yang menderita fisik dan mental
h. Pergaulan bebas 
i. Meningkatnya kenakalan remaja, penyalahagunaan narkotika
j. Belum adanya peraturan perundang-undangan yang mengangkut generasi muda.
Peran pemuda dalam masyarakat:
a. Peranan pemuda yang didasarkan atas usaha pemuda untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan.
b. Peranan pemuda yang menolak unsur menyesuaikan diri dengan lingkungannya
c. Asas edukatif
d. Asas persatuan dan kesatuan bangsa
e. Asas swakarsa
f. Asas keselarasan dan terpadu
g. Asas pendayagunaan dan fungsionaliasi
Arah Pembinaan Dan Pengembangan Generasi Muda
Arah pembinaan dan pengembangan generasi muda ditunjukan pada pembangunan yang memiliki keselarasn dan keutuhan antara ketiga sumbu orientasi hidupnya yakni.
a. Orientasi ke atas kepada Tuhan Yang Masa Esa.
b. Orientasi dalam dirinya sendiri
c. Orientasi ke luar hidup di lingkungan
Peranan mahasiswa dalam masyarakat
Agen of change
Dimana mahasiswa sebagai agen dari suatu perubahan yang diharapkan dalam rangka kemajuan bangsa. Dilakukan dengan memperjuangkan hak-hak rakyat kecil dan miskin, mengembalikan nilai-nilai kebenaran yang diselewengkan oleh oknum-oknum elit. “Dalam perubahan ini mahasiswa harus menjadi garda terdepan,” tambahnya.
Agen of development
mengembangkan dan mempertahankan perubahan yang telah dicapai itulah satu makna dari jati diri ini. untuk memiliki jatidiri ini seorang mahasiswa harus memiliki keyakinan yang kuat bahwa dirinya mampu menjadi inisiator perubahan masyarakatnya. keyakinan yang kuat itu akan terpancar sebagi aura perubahan dalam setiap aktivitas yang dilakukan mahasiswa baik sebagai individu maupun sebagai komunal. agent of Development juga berari bahwa seorang mahasiswa sebagai manusia pembelajar. mengembangkan kompetensi diri sebagai agen perubahan. untuk yang pertama kita akan dapatkan di bangku kuliah. tapi yang kedua tak akan kita dapatkan di ruang kelas kecuali kita menengok dan berkunjung ke tengah-tengah masyarakat.
Agen of modernization
karena itu pembangunan adalah penggantian yang lama dengan yang baru, yang telah diperhitungkan oleh keadaan sekitarnya, maka mahasiswa berkewajiban untuk ikut serta dalam derap pembangunan. Disamping itu mahasiswa bertugas sebagai pelopor pembangunan sehingga perlu difikirkan kesesuaian macam pembaruan dengan lingkungan masyarakat sekitarnya. Meskipun hal-hal baru itu tidak selalu membawa kebahagiaan kepada masyarakat, bahkan kadang-kadang dapat menjerumuskan masyarakat ketingkat kehidupan yang kurang baik. Oleh karena itu mahasiswa yang telah dibekali ilmu pengetahuan tang tinggi hendaknya dapat memilih mana-mana yang perlu diubah dan tidak perlu diubah disamping itu perlu dipikirkan keikutsertaan masyarakat dalm pembaharuan tersebut. Dengan demikian, hasilnya akan seperti yang diharapkan.